Akses Obat Inovatif Masih Rendah, Pemerintah Dorong Industri Farmasi Dalam Negeri
Table of content:
Sektor farmasi di Indonesia kini mengalami transformasi signifikan dengan dibukanya peluang bagi kepemilikan asing secara penuh. Langkah ini diambil pemerintah dengan maksud untuk meningkatkan inovasi dan aksesibilitas terhadap obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat.
Dengan kebijakan terbuka ini, Pemerintah berharap akan ada lebih banyak investasi asing dalam riset dan pengembangan (R&D) di dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pengembangan dan distribusi obat-obatan inovatif yang selama ini menjadi kendala.
Salah satu langkah nyata yang diambil pemerintah adalah dengan memberikan insentif kepada perusahaan yang berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan obat. Dengan demikian, diharapkan distribusi obat inovatif ke pasar dapat berlangsung lebih cepat.
Selain itu, pemerintah turut mendorong peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya lokal. Jika produsen farmasi menggunakan bahan baku aktif dari dalam negeri, maka nilai TKDN yang dihasilkan bisa lebih dari 52 persen, yang tentunya memberikan keuntungan dalam pengadaan obat-obatan pemerintah.
Indonesia sendiri memiliki lebih dari dua ratus industri farmasi dan hampir tiga ribu distributor, namun kontribusi ekspor farmasi nasional masih terbilang rendah. Saat ini, angka kontribusi hanya mencapai 0,08 persen dari total pasar global, membuat Indonesia berada di peringkat ke-41 dunia dalam industri ini.
Dengan memanfaatkan potensi yang ada, pemerintah dan kementerian terkait berupaya meningkatkan daya saing industri farmasi melalui berbagai kegiatan, seperti business matching dan pameran industri. Ini bertujuan untuk memperkenalkan produk Indonesia kepada pasar global dan meningkatkan pemahaman pelaku industri mengenai kebutuhan pasar.
Inisiatif Pemerintah untuk Meningkatkan R&D dalam Sektor Farmasi
Pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan sektor farmasi dengan mendorong penelitian dan pengembangan. Melalui insentif yang diberikan, diharapkan perusahaan farmasi dapat lebih aktif berinovasi.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk menciptakan produk obat yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga terjangkau bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih mudah mengakses obat obatan yang mereka butuhkan.
Insentif yang diberikan mencakup bantuan finansial dan fasilitas tertentu untuk perusahaan yang berinvestasi dalam penelitian. Ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat mendukung upaya-upaya yang berorientasi pada inovasi dan pengembangan produk dalam negeri.
Pentingnya R&D dalam sektor farmasi tidak hanya berkaitan dengan kesehatan masyarakat, tetapi juga aspek ekonomi. Dengan meningkatnya inovasi, potensi ekspor obat dalam negeri dapat meningkat, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri.
Melalui berbagai program dan insentif, pemerintah berharap dapat menarik lebih banyak investor asing untuk terlibat dalam pengembangan R&D di Indonesia. Ini adalah langkah strategis untuk mengembangkan industri farmasi yang lebih mandiri dan berdaya saing tinggi.
Membangun Keberlanjutan Melalui Peningkatan TKDN
Perhatian pemerintah terhadap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi hal penting dalam pengembangan industri farmasi. Dengan meningkatkan penggunaan bahan baku lokal, Indonesia dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan.
Bahan baku aktif yang digunakan dalam produksi obat-obatan dapat diaplikasikan dari sumber daya lokal, sehingga memperkuat industri domestik. Ini akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian lokal.
Pemanfaatan TKDN yang tinggi juga akan memunculkan peluang untuk pengadaan obat pemerintah. Jika produk tersebut memenuhi syarat TKDN, maka mampu bersaing dalam tender pengadaan di tingkat nasional.
Dalam jangka panjang, peningkatan TKDN dapat berkontribusi terhadap pengurangan biaya produksi, sehingga harga obat menjadi lebih terjangkau. Ini adalah langkah strategis dalam menciptakan akses yang lebih baik bagi masyarakat terhadap medication yang mereka butuhkan.
Pemerintah pun aktif melakukan sosialisasi mengenai manfaat dan pentingnya meningkatkan TKDN untuk industri farmasi. Diharapkan, melalui kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri, target ini dapat tercapai dengan baik.
Strategi untuk Meningkatkan Ekspor Farmasi Indonesia
Ekspor farmasi Indonesia masih terbilang rendah, dan pemerintah kini berupaya meningkatkan kontribusinya. Terlepas dari memiliki potensi yang besar, kontribusi hanya 0,08 persen dari pasar global menunjukkan adanya tantangan yang harus dihadapi.
Rencana jangka panjang untuk meningkatkan kontribusi ekspor melibatkan peningkatan kualitas dan inovasi produk. Hal ini mencakup peningkatan dalam aspek pengemasan, pengolahan, dan tentunya efektivitas produk obat.
Pemerintah menggandeng pelaku industri untuk terlibat dalam promosi dan bisnis yang lebih besar di pasar internasional. Business matching dan pameran industri farmasi menjadi sarana yang digunakan untuk memperkenalkan produk lokal ke mancanegara.
Program berbagi pengetahuan antara pelaku industri di tingkat domestik dan internasional juga diharapkan dapat meningkatkan koneksi. Ini memungkinkan transfer teknologi dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengembangkan produk farmasi lebih inovatif dan berkualitas.
Dengan perencanaan dan eksekusi yang tepat, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk meningkatkan kontribusi ekspor farmasi ke pasar global. Hal ini akan mendukung tujuan ekonomi nasional serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now










