Bisnis Masa Depan Sandiaga Uno Green Economy Ciptakan Lowongan Kerja Ramah Lingkungan
Table of content:
Sandiaga Salahuddin Uno, seorang investor nasional, melihat Asia sebagai potensi besar dalam pengembangan ekonomi hijau dan pasar karbon dunia. Dalam pandangannya, kawasan ini bisa menjadi penggerak utama dalam menghadapi tantangan lingkungan global.
Dalam forum yang diadakan baru-baru ini, Sandiaga menekankan pentingnya inovasi dan kebijakan yang mendukung. Menurutnya, ini bukan sekadar amunisi untuk bertahan, tetapi strategi untuk prosperitas masa depan.
Peluang Asia dalam Ekonomi Hijau yang Berkelanjutan
Dalam konferensi tersebut, Sandiaga menyatakan bahwa Asia menyumbang hingga 60 persen populasi dan memiliki kekayaan alam yang melimpah. Keanekaragaman hayati ini, jika dikelola dengan bijak, berpotensi menjadi kekuatan pendorong bagi ekonomi yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, mengkombinasikan inovasi dan pembiayaan hijau adalah langkah yang sangat diharapkan. Dengan pendekatan ini, Asia dapat mengkonversi risiko iklim menjadi peluang ekonomi baru yang menarik.
Pertumbuhan pasar karbon di kawasan ini menjadi bukti konkret. Sandiaga menyebut bahwa saat ini, Asia-Pasifik menyumbang lebih dari 60 persen permintaan serta pasokan di pasar karbon global.
Perkembangan Perdagangan Karbon di Indonesia
Di Indonesia sendiri, perdagangan karbon mengalami pertumbuhan pesat. Transaksi melalui IDX Carbon meningkat hampir lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya, dengan volume mencapai sekitar 700.000 ton CO2 ekuivalen di tahun 2025.
Sandiaga menyatakan pentingnya memastikan integritas dalam setiap transaksi perdagangan karbon. Keterlacakan dan dampak terukur menjadi prioritas utama dalam pengembangan sektor ini.
Menurutnya, sektor yang mendapatkan fokus investasi utama meliputi proyek berbasis alam. Contohnya adalah mangrove dan lahan gambut yang dapat berkontribusi terhadap penyerapan karbon yang signifikan.
Inovasi Teknologi dan Ekosistem Pendukung
Solusi berbasis teknologi juga berperan penting dalam perkembangan ekonomi hijau. Pemantauan digital dengan menggunakan teknologi blockchain dan kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi di seluruh proses.
Sandiaga menegaskan bahwa pengembangan ekosistem pendukung, seperti bursa karbon digital, sangatlah penting. Di sinilah model pembiayaan campuran menghubungkan proyek lokal dengan pembeli di tingkat global.
Secara keseluruhan, potensi dari proyek berbasis alam di Indonesia diperkirakan mencapai 13 miliar ton CO2 ekuivalen. Dengan nilai tersebut, dampaknya akan sangat besar bagi ekonomi dan lingkungan.
Tantangan dan Strategi Memajukan Ekonomi Hijau
Meskipun banyak peluang, Sandiaga tetap mengingatkan untuk tidak melupakan tantangan yang ada. Koordinasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil menjadi kunci untuk mencapai tujuan bersama ini.
Penting juga untuk memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan bisa diakses oleh semua pihak. Dengan itu, keadilan sosial dalam transisi menuju ekonomi hijau dapat terjaga.
Dalam menghadapi berbagai tantangan iklim, kebijakan yang jelas dan terarah sangat diperlukan. Sandiaga percaya jika semua elemen masyarakat bersinergi, masa depan ekonomi hijau di Asia akan semakin cerah.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now








