Mobil Listrik Dapat Mengurangi Krisis Iklim Menurut BMKG, Bagaimana Caranya?
Table of content:
Peralihan dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik semakin mendesak di tengah ancaman pemanasan global. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu menjaga suhu bumi tetap stabil.
Pada wawancara yang berlangsung, Ketua BMKG, Dwikorita Karnawati, memaparkan pentingnya mengembangkan penggunaan mobil listrik. “Menggencarkan mobil listrik atau transportasi umum merupakan langkah krusial dalam mengendalikan gas rumah kaca,” ujarnya dengan optimistis.
Dengan langkah-langkah ini, BMKG berharap dapat mencegah dampak buruk seperti kenaikan curah hujan ekstrem dan peningkatan suhu global. Ia menekankan bahwa kolaborasi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pentingnya Kendaraan Listrik dalam Menghadapi Pemanasan Global
Kendaraan listrik bukan sekadar pilihan, tetapi bisa menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi tantangan lingkungan. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, masyarakat juga mulai beralih ke teknologi ramah lingkungan.
Pemanasan global yang telah menjadi isu global menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar fosil tidak dapat dipertahankan lebih lama. Dengan mengganti kendaraan konvensional dengan kendaraan listrik, kita berpotensi mengurangi jejak karbon secara signifikan.
Dari sisi dampak lingkungan, kendaraan listrik cenderung memiliki emisi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil. Meskipun produksi dan pengisian daya kendaraan listrik juga memerlukan energi, mereka tetap lebih bersih dalam hal pengurangan gas rumah kaca.
Dampak Lingkungan dari Produksi dan Penggunaan Kendaraan Listrik
Walau kendaraan listrik lebih ramah lingkungan, proses produksinya tetap menimbulkan emisi. Produksi baterai lithium-ion, yang menjadi bagian vital kendaraan listrik, berkontribusi pada emisi karbon selama proses penambangan dan pengolahan bahan baku.
Mineral penting seperti litium, kobalt, dan nikel memerlukan energi tinggi untuk diolah, yang terkadang berasal dari sumber yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi produsen untuk mencari cara yang lebih lestari dalam proses produksi.
Negara yang masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga batu bara dalam menghasilkan energi listrik juga harus diperhatikan. Meskipun kendaraan listrik dianggap lebih baik, dampak dari sumber energi yang digunakan harus dimitigasi untuk memastikan tidak ada peningkatan emisi yang tidak perlu.
Tantangan dalam Peralihan Menuju Kendaraan Listrik
Peralihan total ke kendaraan listrik menghadapi beberapa tantangan, terutama dalam konteks kendaraan besar seperti truk dan pesawat. Kendaraan berbobot berat ini masih banyak tergantung pada bahan bakar fosil, sehingga transisinya lebih kompleks.
Di sisi lain, infrastruktur untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik masih membutuhkan pengembangan signifikan. Dari penyediaan tempat pengisian daya hingga kebijakan yang mendukung, semua perlu dikerjakan secara terintegrasi.
Pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai manfaat kendaraan listrik juga sangat penting. Tanpa dukungan publik dan pemangku kepentingan, peralihan ini kemungkinan akan mengalami kendala yang berarti.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







