Kemenperin Dukung Insentif 2026, Sektor Otomotif Perlu Perhatian Khusus
Table of content:
Pemerintah Indonesia kembali berkomitmen untuk memberikan stimulant bagi industri otomotif yang mengalami penurunan tajam sepanjang tahun ini. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa saat ini sedang disusun skema insentif yang diharapkan dapat membantu mengangkat kembali kinerja sektor ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung di kantornya, Agus menyatakan bahwa rencana ini muncul sebagai respons atas penurunan penjualan kendaraan yang signifikan. Ia melihat perlunya tindakan cepat untuk memperbaiki kondisi yang ada agar sektor otomotif bisa kembali bersinar.
Pendekatan pemerintah ini juga terinspirasi oleh keberhasilan program stimulus yang diberikan selama masa pandemi Covid-19 lalu. Melalui kebijakan tersebut, penjualan kendaraan sempat mengalami lonjakan yang cukup positif dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Pentingnya Kebijakan Stimulus untuk Sektor Otomotif di Tanah Air
Industri otomotif di Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang cukup berat. Sebagaimana dilaporkan oleh Gaikindo, penjualan mobil di sepanjang tahun 2025 mengalami penurunan sebesar 10,6 persen.
Total penjualan mobil wholesales pada periode Januari hingga Oktober hanya mencatat 635.844 unit, jauh lebih rendah dibandingkan 711.064 unit yang terjual pada tahun lalu. Ini menandakan betapa pentingnya intervensi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan kembali sektor ini.
Fenomena ini bukanlah hal baru, karena penurunan penjualan sudah berlangsung sejak tahun sebelumnya. Pada tahun 2024, penjualan tercatat sebanyak 865.723 unit, sementara pada 2023 dan 2022 masing-masing mencapai 1.005.802 dan 1.048.040 unit.
Peran Penting Industri Otomotif dalam Ekonomi Indonesia
Agus Gumiwang menegaskan bahwa industri otomotif di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai penyedia kendaraan, tetapi juga sebagai penopang ekonomi. Sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja dan pada gilirannya menciptakan lapangan kerja baru.
Oleh karena itu, perhatian khusus dari pemerintah sangat diperlukan agar industri ini dapat pulih dengan cepat. Agus menyebut pentingnya kebijakan fiskal yang mendukung untuk tahun 2026 agar sektor otomotif bisa bangkit lebih baik.
Ia juga menyampaikan bahwa insentif yang diberikan sebelumnya, seperti Pajak Penjualan Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk mobil di bawah 1.500 cc, adalah contoh konkret dari dukungan pemerintah. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung perkembangan sektor otomotif lokal.
Strategi Pemerintah dalam Mendorong Kendaraan Ramah Lingkungan
Saat ini, pemerintah Indonesia lebih banyak fokus pada pengembangan kendaraan listrik sebagai bagian dari upaya menuju keberlanjutan. Meskipun produksi kendaraan listrik di dalam negeri masih tergolong minim, insentif seperti PPN DTP dan penghapusan bea masuk untuk mobil listrik CBU tetap diberlakukan.
Namun, pada tahun 2023, insentif untuk motor listrik sempat diberikan namun dihentikan di tahun 2024 akibat kurangnya minat masyarakat. Hal ini mencerminkan bahwa strategi harus terus dievaluasi dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Agus menyatakan bahwa langkah untuk kembali mengusulkan insentif untuk motor listrik di tahun 2026 sedang dipersiapkan. Tema ini dinyatakan sebagai prioritas agar sektor ini tetap relevan di tengah perkembangan teknologi dan permintaan konsumen.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







