Penerima Gelar Pahlawan Nasional Umumkan Prabowo 10 November 2025
Table of content:
Presiden Prabowo Subianto akan mengumumkan nama-nama penerima gelar pahlawan nasional pada 10 November 2025. Pengumuman tersebut dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap tahun pada tanggal yang sama.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa keputusan mengenai pemberian gelar pahlawan nasional akan disampaikan pada hari tersebut. Dia juga menegaskan bahwa semua proses pengusulan telah dilakukan dengan benar dan sesuai prosedur.
Berdasarkan rencana, Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan telah mengusulkan total 49 nama kepada Presiden Prabowo. Salah satu dari nama tersebut adalah Soeharto, presiden kedua Republik Indonesia yang sering menjadi topik perdebatan dalam diskusi tentang pahlawan nasional.
Proses Pemilihan Nama Penerima Gelar Pahlawan Nasional
Menteri Prasetyo menjelaskan bahwa pengusulan gelar pahlawan sudah memenuhi semua kriteria dan prosedur yang berlaku. Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk menghargai jasa-jasa pemimpin terdahulu, meski ada perbedaan pendapat mengenai beberapa dari mereka.
Prasetyo menekankan bahwa pro kontra adalah bagian dari dinamika dalam masyarakat. Ia berharap agar semua pihak dapat lebih arif dalam melihat jasa-jasa pahlawan dan mendiskusikan pandangan dengan cara yang lebih positif.
Hal ini terutama penting saat bangsa ini semakin membutuhkan perspektif yang lebih dewasa dalam memahami sejarah. Lebih lanjut, Prasetyo mendorong agar masyarakat fokus pada hal-hal baik dari para pemimpin yang telah berkontribusi bagi bangsa.
Perdebatan Seputar Pemberian Gelar kepada Tokoh Sejarah
Ketua Dewan Gelar Fadli Zon menambahkan bahwa pengusulan penerima gelar pahlawan nasional sebelumnya telah meningkat dari 40 menjadi 49 nama. Di antara tokoh-tokoh terdaftar, terdapat beberapa nama yang dianggap telah memenuhi syarat selama beberapa tahun.
Fadli menyebutkan bahwa dari total 49 nama, ada 24 nama yang menjadi prioritas untuk mendapatkan gelar pahlawan tahun ini. Namun, dia tidak merinci siapa saja yang termasuk dalam daftar prioritas tersebut.
Sejumlah nama tersebut mencakup tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Baik dari kalangan politik maupun masyarakat sipil, semua memiliki andil dalam perjuangan demi kemerdekaan dan pembangunan bangsa.
Nama-Nama Kontroversial dalam Daftar Usulan
Salah satu nama yang tidak lepas dari kontroversi adalah Soeharto. Sudah tiga kali Soeharto diusulkan untuk mendapat gelar pahlawan, dan kembali diangkat pada tahun ini. Beberapa pihak mendukung usulan tersebut, sementara yang lainnya berusaha menolak.
Narasumber menilai penting untuk melihat kembali jasa-jasa Soeharto, terutama dalam konteks sejarah Indonesia. Untuk mengajak masyarakat berdiskusi lebih konstruktif, beberapa organisasi turut mendukung usulan nama-nama pahlawan yang lain.
Tidak hanya Soeharto, nama Gus Dur atau Abdurrahman Wahid juga diusulkan. Para pendukungnya menilai bahwa Gus Dur memiliki kontribusi yang signifikan dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan pluralisme di Indonesia.
Dukungan dari Berbagai Elemen Masyarakat
Komunitas buruh juga mengusulkan nama Marsinah, seorang aktivis buruh perempuan yang gugur pada masa Orde Baru. Usulan ini menunjukkan bahwa nama-nama yang diangkat tidak hanya berasal dari kalangan elit politik tetapi juga dari berbagai segmen masyarakat.
Fadli menjelaskan bahwa banyak organisasi buruh yang mendukung usulan Marsinah untuk menjadi pahlawan nasional. Dukungan ini penting untuk memberikan representasi yang lebih luas dalam sejarah bangsa.
Pemberian gelar pahlawan nasional adalah momen penting yang dapat dijadikan sebagai ajang refleksi bagi masyarakat. Proses seleksi ini diharapkan bisa mendorong kesadaran akan pentingnya menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang untuk bangsa.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







