Tingkatkan Kualitas MBG, Ribuan Pelaku Usaha Makanan di NTT Ikuti Pelatihan
Table of content:
Di Nusa Tenggara Timur (NTT), upaya meningkatkan kualitas gizi masyarakat terus dilakukan melalui pelatihan yang tepat. Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah signifikan dengan melatih ribuan penjamah makanan di wilayah ini.
Pelatihan yang diadakan di berbagai lokasi di NTT ini diikuti oleh lebih dari 2.700 peserta dari berbagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Jumlah peserta yang begitu banyak menunjukkan antusiasme masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelayanan makanan.
Menurut Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah III BGN, Ranto, pelatihan ini menjadi fondasi penting untuk menjamin bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) terlaksana dengan baik. Hal ini sangat penting agar pelayanan yang diberikan tidak hanya memadai, tapi juga berkualitas.
Ranto menekankan bahwa setiap petugas penjamah makanan harus memiliki keterampilan praktis yang solid. “Penting bagi mereka untuk memahami standar keamanan dan higienitas dalam pengolahan makanan,” tuturnya.
Materi yang diajarkan dalam pelatihan mencakup berbagai aspek penting, seperti sanitasi dapur, pengawasan bahan makanan, serta kebersihan pangan. Para peserta dibekali pengetahuan agar mampu menciptakan suasana kerja yang aman dan bersih.
Pentingnya Pelatihan Penjamah Makanan di NTT
Pendidikan bagi penjamah makanan merupakan langkah krusial dalam meningkatkan keselamatan pangan. Dengan mendapatkan pelatihan yang tepat, mereka diharapkan dapat menjamin kualitas makanan yang dihidangkan kepada masyarakat.
Para penjamah makanan belajar bagaimana cara menangani bahan makanan secara benar, serta memahami pentingnya kebersihan saat bekerja. Ini penting terutama di daerah yang memiliki tantangan akses ke informasi tentang gizi dan kesehatan.
Dengan pengetahuan yang diperoleh, penjamah makanan bisa lebih cermat dalam menyajikan makanan. Kualitas gizi makanan pun akan meningkat, yang berujung pada peningkatan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Pelatihan ini melibatkan berbagai ahli dari institusi terkait, yang memberikan wawasan mendalam kepada para peserta. Hal ini menunjukkan kolaborasi antara pemerintah dan organisasi profesional dalam menyediakan edukasi yang berkualitas.
Dukungan dari institusi kesehatan, seperti Dinas Kesehatan dan BPOM, sangat penting dalam memastikan bahwa penjamah makanan mendapatkan pelatihan yang komprehensif. Ini menciptakan sinergi yang berkontribusi pada keberhasilan program MBG.
Materi Pelatihan dan Penerapan Praktis
Dalam pelatihan tersebut, peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik langsung. Para ahli menyampaikan berbagai teknik dan metode dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat.
Teknik sanitasi yang dibahas meliputi cara membersihkan alat masak hingga penyimpanan bahan makanan. Praktik ini sangat penting untuk mencegah kontaminasi dan menjaga kualitas gizi makanan yang disajikan.
Penting juga untuk menyampaikan mengenai pengawasan bahan makanan yang akan digunakan. Dengan cara ini, penjamah makanan mampu menjalin kerja sama yang baik dengan pemasok untuk menjamin bahwa bahan yang diterima memenuhi standar kualitas.
Pelatihan juga mencakup materi tentang pengawasan kesehatan, termasuk bagaimana mengenali tanda-tanda penyakit yang bisa muncul akibat penanganan pangan yang tidak benar. Ini menjadi kunci dalam menjaga kesehatan diri dan orang lain.
Dengan penerapan praktik yang baik, penjamah makanan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kesehatan masyarakat. Hal ini akan menghasilkan citra positif bagi program Makan Bergizi Gratis.
Kepentingan Perlindungan Tenaga Kerja Relawan
Selain pelatihan teknis, perlindungan tenaga kerja juga menjadi fokus dalam kegiatan ini. Pihak BPJS Ketenagakerjaan juga memberikan sosialisasi tentang perlindungan bagi relawan yang terlibat dalam program tersebut.
Sosialisasi ini penting agar para penjamah makanan memahami hak dan kewajiban mereka sebagai tenaga kerja. Hal ini juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menjalankan tugas mereka.
Pemahaman tentang perlindungan tenaga kerja ini akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman. Relawan yang merasa aman akan lebih termotivasi dalam menjalankan tugasnya, sehingga berdampak positif pada kualitas makanan yang mereka sajikan.
Dengan adanya dukungan dari BPJS, penjamah makanan dapat bekerja dengan tenang dan fokus pada tugas utama mereka. Ini menunjukkan betapa pentingnya aspek perlindungan bagi kesejahteraan mereka.
Secara keseluruhan, pelatihan yang diadakan di NTT ini tidak hanya memperhatikan aspek teknis, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan petugas. Hal ini menunjukkan komitmen pihak berwenang dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now










