Perempuan Lebih Memilih Menjadi Single dari Pada Berbeda Pandangan Politik

Perempuan dan politik kini semakin terhubung dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam urusan cinta. Sebuah penelitian global mulai menunjukkan bahwa banyak perempuan memilih untuk tetap lajang jika calon pasangan mereka memiliki pandangan politik yang berbeda.

Studi yang diinisiasi oleh University of Göttingen dan University of Jena ini melibatkan 13.257 perempuan lajang dari 144 negara. Hasilnya, sekitar 47% perempuan dengan pandangan politik ekstrem kiri lebih suka hidup sendiri daripada berhubungan dengan seseorang yang tidak sejalan dengan nilai-nilai politik mereka.

Di sisi lainnya, 41% perempuan yang memiliki pandangan konservatif juga menekankan kesamaan politik sebagai salah satu faktor penentu dalam memilih pasangan. Sementara itu, perempuan dengan pandangan politik moderat terlihat lebih fleksibel, di mana hanya 22% dari mereka yang mementingkan kesamaan politik dalam menentukan pilihan pasangan.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa perempuan konservatif lebih memperhatikan aspek lain seperti agama, latar belakang etnis, stabilitas finansial, dan kesuksesan dalam berkarier. Dalam hal ini, perempuan yang berhaluan kiri lebih terbuka terhadap nilai-nilai tradisional, walaupun tetap ada nilai-nilai universal yang mencakup kebaikan dan dukungan emosional.

Menurut Tanja Gerlach, peneliti utama, nilai kasih sayang dan kepedulian adalah hal yang tak bisa ditawar dalam memilih pasangan. Selain faktor politik, unsur fisik juga menjadi perhatian, di mana kecenderungan memilih pasangan dengan tinggi badan lebih menjulang tetap menjadi pilihan, terutama di kalangan perempuan dengan pandangan konservatif.

Pada survei ini, perempuan berusia 18 hingga 67 tahun diminta untuk mengevaluasi kriteria pasangan ideal. Kriteria tersebut meliputi penampilan fisik, kepercayaan diri, usia, serta kesamaan dalam pandangan politik dan etnis. Hasilnya, 22% responden mengidentifikasi diri sebagai berhaluan kiri, 71% di tengah, dan hanya 7% berhaluan kanan.

Kesamaan Pandangan Politik Mempengaruhi Hubungan Romantis

Menurut Pete Hatemi, seorang profesor ilmu politik di Penn State University, kesamaan pandangan politik menjadi semakin penting dalam menentukan kecocokan pasangan. Dalam dua dekade terakhir, faktor politik semakin menjadi penentu utama dalam hubungan, lebih dibandingkan aspek-aspek lain.

Hatemi menjelaskan bahwa sekarang ini, Anda bahkan lebih mungkin berbagi kehidupan dengan seseorang yang mungkin kurang menarik daripada dengan individu yang memiliki pandangan politik yang bertentangan. Hal ini menunjukkan bahwa kesamaan nilai politik dapat membawa dampak yang signifikan terhadap hubungan cinta.

Di sisi lain, Profesor Sean Westwood dari Dartmouth menambahkan bahwa partisanship tidak hanya sekadar soal pemilihan umum. Ini mencerminkan nilai-nilai yang lebih dalam mengenai keluarga, iman, dan komunitas, dan dengan adanya aplikasi kencan, penyaringan pasangan berdasarkan ideologi politik semakin menjadi hal yang umum.

Westwood berpendapat bahwa preferensi politik dapat mengungkap banyak hal tentang karakter seseorang. Walaupun tampaknya sepele untuk menolak seseorang hanya karena pilihan kandidat, perbedaan itu bisa jadi mencerminkan pandangan hidup yang lebih luas dan bertentangan, yang pastinya akan mempengaruhi hubungan.

Menurut Sosiolog dari University of British Columbia, Laura Nelson, memisahkan politik dari hubungan terasa semakin susah. Perbedaan antara pandangan politik kiri dan kanan bukan sekadar pilihan, tetapi berkaitan pula dengan nilai moral dan cara seseorang memaknai hidup, suatu aspek yang tentunya mempengaruhi preferensi pasangan.

Bagaimana Faktor Non-Politik Memengaruhi Hubungan

Meski politik merupakan aspek yang semakin kuat, ada banyak faktor lain yang juga berperan dalam menarik minat perempuan terhadap pasangan. Misalnya, banyak perempuan mempertimbangkan stabilitas finansial dan sukses di karier saat memilih pasangan hidup.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti kepribadian, penampilan, dan kesamaan minat juga menjadi pertimbangan penting. Keberanian dan rasa percaya diri sering kali menjadi daya tarik kuat yang sulit diabaikan.

Aspek emosional dalam sebuah hubungan juga penting, di mana komunikasi yang efektif dan rasa saling menghargai dapat menjadi pondasi yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pandangan politik menjadi perhatian, faktor-faktor ini tidak diabaikan.

Berbagai survei menunjukkan bahwa perempuan sangat menghargai kesetiaan dan dukungan emosional dari pasangan. Nilai-nilai ini akan menjadi sangat penting dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis.

Di tengah adanya pergeseran dalam cara pandang terhadap hubungan, mungkin saja banyak perempuan tetap mengedepankan keselarasan dalam pandangan hidup dan selera dalam hal-hal yang lebih mendasar.

Mengatasi Perbedaan Politik dalam Hubungan

Walaupun kesamaan pandangan politik sering kali menjadi syarat dalam hubungan, tidak sedikit pasangan yang berhasil mengatasi perbedaan tersebut. Komunikasi terbuka adalah kunci, di mana setiap individu dapat saling mendiskusikan perbedaan tanpa terjebak dalam konflik yang berkepanjangan.

Perbedaan pandangan politik dapat menjadi peluang untuk belajar satu sama lain dan mencari titik temu. Ini dapat membantu memupuk empati dan membangun rasa saling menghormati di dalam hubungan.

Penting juga untuk menetapkan batasan dan mengenali kapan perdebatan politik dapat merusak hubungan. Menetapkan area tertentu yang tidak boleh dibicarakan saat berinteraksi, misalnya saat bersantai, dapat membantu menciptakan suasana yang lebih positif.

Beberapa pasangan memilih untuk menjaga minat politik masing-masing tanpa mengganggu kewajiban komitmen kepada satu sama lain. Ini memperlihatkan bahwa cinta masih bisa bertahan meski terdapat perbedaan dalam ideologi politik.

Pada akhirnya, yang terpenting adalah saling menghargai dan mencintai satu sama lain, terlepas dari pandangan politik. Cinta yang sehat adalah tentang dukungan, pengertian, dan keinginan untuk tumbuh bersama.