Angka Stunting di Depok Turun 1,8 Persen dengan Fokus pada Pencegahan Utama

Table of content:
Masalah gizi di Indonesia, terutama stunting, menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak. Salah satu wilayah yang aktif menangani isu ini adalah Kota Depok, di mana Dinas Kesehatan berupaya menekan angka stunting dan meningkatkan kondisi gizi balita secara holistik.
Mary menjelaskan bahwa upaya pencegahan dilakukan tidak hanya pada balita yang sudah teridentifikasi stunting, tetapi juga menyasar populasi yang lebih luas. Intervensi dilakukan hingga level remaja putri dan calon pengantin yang merupakan calon ibu di masa depan.
Melalui program-program yang telah dirancang, Dinas Kesehatan Kota Depok berkomitmen untuk memberikan bantuan gizi yang tepat. Salah satu langkah konkret adalah pemberian Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (POKMK) kepada balita yang terdiagnosis stunting.
Untuk memulai program ini, langkah pertama yang dilakukan adalah mengarahkan balita stunting untuk menjalani pemeriksaan dari dokter spesialis. Mary menegaskan pentingnya pemeriksaan medis guna mendapatkan resep POKMK yang tepat sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.
Setelah mendapat rekomendasi dari spesialis, balita stunting akan menerima program POKMK. Hal ini dimaksudkan agar asupan gizi yang diterima benar-benar sesuai dengan kondisi kesehatan mereka.
Selain balita stunting, Dinas Kesehatan juga memperhatikan balita yang berisiko mengalami stunting yang terbagi dalam beberapa kategori. Anak-anak dengan berat badan kurang atau berat badan yang tidak mengalami kenaikan akan mendapat perhatian khusus dalam program pangan.
Strategi Dinas Kesehatan Kota Depok Dalam Mengatasi Stunting
Dinas Kesehatan Kota Depok telah mengembangkan berbagai strategi untuk meminimalisir angka stunting di wilayah tersebut. Di samping intervensi kepada balita, mereka juga fokus pada aspek pencegahan melalui pendidikan gizi kepada masyarakat.
Salah satu metode yang diterapkan adalah dengan memberikan makanan tambahan kepada balita yang terdeteksi memiliki risiko stunting. Mary menjelaskan tentang pentingnya pemberian makanan tambahan khusus (PMT) yang dibagikan lewat Posyandu.
PMT yang diberikan menjadi salah satu langkah intervensi kritis untuk anak-anak yang berpotensi stunting atau telah terdiagnosis. Dinas Kesehatan berkolaborasi dengan Puskesmas dalam menyediakan PMT lokal yang sesuai dengan kebutuhan gizi balita.
Para orang tua diimbau untuk membawa anaknya ke Posyandu guna mendapatkan PMT. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemenuhan gizi pada balita mereka.
Melalui program PMT, Dinas Kesehatan tidak hanya memperbaiki kondisi gizi anak, tetapi juga berupaya menanamkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat. Hal ini menjadi salah satu kunci untuk mencegah stunting ke depannya.
Pentingnya Skrining Gizi Sejak Usia Muda
Skrining gizi pada usia remaja putri dan ibu hamil juga menjadi fokus utama dalam program Dinas Kesehatan. Mary menekankan bahwa intervensi sejak remaja sangat penting untuk mencegah masalah gizi di masa mendatang.
Dinas Kesehatan melakukan skrining anemia sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi kesehatan remaja putri. Skrining ini mencakup pemeriksaan kadar hemoglobin (HB) untuk mendeteksi potensi masalah gizi yang mungkin dihadapi.
Dengan mengetahui kondisi gizi sejak dini, pihak Dinas Kesehatan dapat memberikan edukasi dan intervensi yang tepat untuk remaja putri. Hal ini sangat penting, mengingat mereka merupakan calon ibu yang akan melahirkan generasi masa depan.
Mary juga menjelaskan bahwa pihaknya berupaya menjaga kualitas nutrisi yang diterima oleh ibu hamil. Materi edukasi mengenai pemenuhan gizi selama kehamilan juga diberikan secara rutin.
Dengan pendekatan yang komprehensif, diharapkan dapat mengurangi jumlah balita yang mengalami stunting di Kota Depok. Edukasi dan program preventif diharapkan dapat menjangkau mayoritas masyarakat.
Kolaborasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Penanganan Stunting
Pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak menjadi salah satu pilar dalam mengatasi stunting di Kota Depok. Mary menjelaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat.
Kerjasama antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan masyarakat merupakan contoh nyata sinergi dalam penanganan masalah gizi. Dinas Kesehatan mengajak masyarakat untuk berperan serta aktif dalam program-pos yang sudah disiapkan.
Pendidikan kepada masyarakat soal gizi dan kesehatan ditargetkan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan keterlibatan orang tua, pengetahuan mengenai gizi diharapkan dapat terdistribusi hingga ke tingkat keluarga.
Pihak Dinas Kesehatan juga aktif melakukan sosialisasi mengenai tanda-tanda risiko stunting. Masyarakat diharapkan tidak hanya mengetahui, tetapi juga mampu mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan anak-anak mereka.
Melalui semua upaya dan kolaborasi, Dinas Kesehatan berharap dapat menciptakan generasi yang sehat dan bebas dari masalah stunting di masa depan. Dengan kesehatan yang baik, masa depan anak-anak akan semakin cerah.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now