Banyak Siswa Keracunan, Bos Siap Terima Kritik

Table of content:
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memberikan penjelasan terkait meningkatnya kasus keracunan pada siswa yang mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dadan menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya siap menerima kritik, tetapi juga berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan serta koordinasi guna memastikan standar mutu dan keamanan pangan.
Berdasarkan penjelasan Dadan, insiden kesehatan yang terjadi ada kaitannya dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) baru yang masih beradaptasi dengan proses memasak dalam skala besar. Di sisi lain, para petugas yang biasanya memasak untuk keluarga kecil memerlukan waktu untuk mencapai standar kematangan, higienitas, dan cita rasa yang diperlukan untuk ribuan porsi.
“Kami menghargai kritik yang ada karena dapat memberikan wawasan berharga,” ujarnya. Dadan menambahkan bahwa program ini sangat strategis dan penting untuk menyelamatkan generasi serta menciptakan sumber daya manusia berkualitas demi masa depan yang lebih baik.
Perkembangan Terkini Program Makan Bergizi Gratis
Hingga pertengahan September 2025, BGN melaporkan 8.767 SPPG yang operasional, yang berpotensi melayani sekitar 29 juta penerima manfaat. Anggaran yang telah terserap hampir mencapai Rp17 triliun dari total pagu Rp71 triliun untuk tahun ini.
Target akhir September adalah 10.000 SPPG dan target Desember 2025 mencapai 82,9 juta penerima manfaat. Dengan pencapaian yang telah melampaui target awal, BGN siap untuk memberikan kontribusi yang lebih besar lagi.
Contohnya, target pembentukan SPPG hingga Juli 2025 awalnya 1.950 unit, dan kini sudah terealisasi menjadi 2.391 unit. Serapan anggaran juga mencatat hasil yang positif, melampaui target internal yang ditetapkan.
Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis
Dadan menyebutkan tiga komponen kunci dalam pelaksanaan MBG, yaitu anggaran, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur. Menurutnya, anggaran sudah siap dari awal, sementara SDM dinyatakan siap beroperasi sejak Juli 2025 dan tersebar di berbagai daerah.
Dari segi infrastruktur, Dadan mengakui masih ada tantangan yang harus dihadapi. Banyak fasilitas diharapkan dapat selesai pada Oktober hingga November mendatang, mempermudah akselerasi pembentukan SPPG baru ke depan.
Meski ada seruan untuk meninjau ulang atau bahkan menghentikan program, Dadan menegaskan bahwa MBG akan tetap berlanjut. Sasaran utama program ini adalah sekolah-sekolah, terutama untuk siswa dari kalangan menengah ke bawah, tanpa membedakan latar belakang ekonomi.
Tantangan Dalam Implementasi Program Makan Bergizi Gratis
Dadan juga menyampaikan bahwa sekitar 60% anak-anak Indonesia tidak memiliki akses terhadap menu gizi seimbang, dan banyak keluarga miskin yang memiliki anggota lebih banyak, namun terbatas dalam akses susu dan protein hewani.
Kondisi geografis yang beragam, terutama di luar pulau Jawa, menambah kesulitan dalam koordinasi di lapangan. Namun, pihaknya terus melakukan adaptasi agar program ini dapat berjalan dengan baik.
BGN mengidentifikasi beberapa prioritas untuk perbaikan, seperti standarisasi dan pelatihan dalam memasak massal guna mendukung SPPG baru. Selain itu, pengawasan kualitas bahan dan proses produksi di dapur MBG sangat penting untuk menjaga mutu makanan yang disajikan.
Berdasarkan data yang dihimpun, menyerukan perlunya pemetaan risiko berdasar kepadatan penduduk dan kondisi infrastruktur jadi fokus utama. “Kami ingin menjangkau 60% anak-anak yang belum memiliki akses terhadap gizi seimbang,” terang Dadan.
Kasus keracunan makanan menjadi perhatian utama BGN yang perlu segera ditangani. Di Bandung Barat, misalnya, ada sekitar 500 pelajar yang mengalami keracunan usai mengonsumsi menu dari program ini. Gejala yang dilaporkan termasuk muntah, mual, pusing, dan sesak napas.
Kasus serupa juga meningkat di Cipongkor, di mana jumlah korban mencapai 1.315 orang. Di SPPG Maluku Barat Daya, insiden keracunan terjadi setelah adanya pergantian pemasok bahan baku.
Di berbagai kabupaten di Jawa Barat, terdapat laporan 1.775 pelajar yang dilaporkan mengalami keracunan dalam dua minggu terakhir. Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa pengawasan dan perbaikan dalam penanganan kualitas makanan harus ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Dari 1 miliar porsi makanan yang disajikan, tercatat 4.711 kasus yang diduga sebagai keracunan, yang menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terkait pelaksanaan MBG.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now