20 Negara dengan Populasi Ateis Tertinggi di Dunia Termasuk Tetangga Indonesia

Table of content:
Di seluruh dunia, ada banyak individu yang menganut paham ateisme, yang semakin populer di masyarakat saat ini. Menurut sejumlah sumber, ateisme bisa bisa dibilang sudah ada sejak zaman Yunani Kuno dan kini telah menemukan pijakan yang lebih kuat dalam konteks modern.
Ateisme, yang didefinisikan sebagai pandangan atau keyakinan untuk tidak percaya kepada Tuhan atau entitas ilahi, menarik perhatian banyak orang. Berbagai faktor seperti kemajuan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan teknologi, turut mendorong pertumbuhan jumlah individu yang memilih untuk meninggalkan agama dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa 24,2% populasi dunia kini tidak berafiliasi dengan agama. Angka ini mencerminkan perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun, di mana jumlah orang yang merasa tidak terhubung dengan agama telah meningkat secara bertahap.
Negara dengan Populasi Ateis Tertinggi di Dunia
Beberapa negara di dunia tercatat memiliki persentase populasi ateis yang cukup tinggi. Republik Ceko, misalnya, mencatat angka yang mencolok, dengan hampir 78,4 persen warganya mengidentifikasikan diri sebagai ateis.
Korea Utara menyusul dengan 71,3 persen, mencerminkan pengaruh politik yang sangat besar terhadap kebebasan beragama di negara tersebut. Di Estonia dan Jepang, angka populasi ateis juga cukup signifikan, masing-masing sebesar 60,2 persen dan 60 persen.
Hong Kong dan China juga menunjukkan angka yang tidak kalah mencolok dengan masing-masing 54,7 persen dan 51,8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan berbagai ideologi dan keyakinan lain juga turut memengaruhi tingkat ateisme di kawasan tersebut.
Faktor Penyebab Meningkatnya Ateisme di Berbagai Negara
Salah satu faktor utama yang mendorong meningkatnya jumlah ateis adalah progres dalam pendidikan dan akses terhadap informasi. Ketika orang memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan mengeksplorasi ide-ide baru, mereka cenderung mempertanyakan doktrin agama yang telah ada.
Selain itu, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan juga mengambil peranan penting dalam mengubah pandangan masyarakat. Dengan banyaknya informasi yang tersedia, orang lebih cenderung mencari jawaban di luar ajaran tradisional agama.
Sejarah yang dilalui oleh beberapa negara juga turut berkontribusi pada fenomena ini. Masa lalu yang terkait dengan perjuangan melawan penindasan religi sering kali menghasilkan masyarakat yang skeptis terhadap otoritas agama.
Sikap Terhadap Agama dan Kepercayaan di Republik Ceko
Republik Ceko dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat religiositas terendah di Eropa, di mana sekitar 65-70 persen penduduknya menyatakan tidak berafiliasi agama. Hal ini semakin memperkuat profil negara sebagai tempat yang lebih menerima pandangan alternatif terkait spiritualitas dan kepercayaan.
Prosentase ini menunjukkan bahwa hanya sekitar 20-25 persen warga yang masih mengaku beragama, dengan mayoritas dikategorikan sebagai Katolik. Walaupun banyak yang mengaku beragama, praktik keagamaan di negara ini tergolong rendah, mencerminkan jarak antara identitas agama dan kepercayaan nyata.
Sejarah panjang komunisme di Ceko, yang berlangsung dari 1948 hingga 1989, juga berperan dalam menciptakan iklim sekular yang kuat. Komunisme menekan berbagai institusi agama, sehingga banyak warga yang mengalami disfungsi spiritual.
Tradisi yang Mempengaruhi Sikap Terhadap Agama
Selain pengaruh politik, ada juga tradisi yang berakar dari gerakan Hussitisme, yang tercatat sebagai salah satu gerakan reformasi Kristen pada abad ke-15. Tradisi ini memperlemah posisi dan kekuasaan Gereja Katolik di Ceko, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih toleran terhadap pandangan kritis terhadap agama.
Hussitisme mengajarkan masyarakat untuk bertanggung jawab atas keyakinan mereka sendiri, memberi ruang bagi skeptisisme dan penurunan kepercayaan kepada institusi. Hal ini berkontribusi pada pembentukan karakter nasional yang lebih cenderung mengandalkan nalar dan pengalaman pribadi daripada dogma agama.
Kombinasi dari faktor-faktor ini melahirkan masyarakat yang lebih terbuka terhadap diskusi mengenai ateisme dan spiritualitas. Melihat tren ini, tidak mengherankan jika banyak individu di Republik Ceko dan negara-negara lain lebih memilih untuk mengidentifikasi diri sebagai ateis.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now